Kamis, 18 Maret 2010

urtikaria (kaligata)


Huaaaa.,.gattaaaaaalllll….,ampun dijeee.,.huhuh,.,nah muncul lagi nh si mister bentol.,ehehe.,kaligatoku muncul,.,ada apa ini??????
Oke, kejadianya dimulai tepat saat masuk bagian penyakit dalam, waktu jaga bangsal tiba2 terasa gatal2, merah tepi meninggi,. Mulai pikiran paranoid saya muncul lha, apa mungkin kena morbus Hansen y??? setttt,..g mungkin bos, kmu sehat rhonaz lg pula mana ada kusta muncul tiba2 gitu.,heheh.,
Oke kalo gitu coba sakit yg lain, apa jamur y??? hmm kykny bukan,.saya coba lakukan tes garukan kulit ternya negative.,oke give up.,.kita Tanya yg lebih kompeten, yaitu dr spesialis kulit.,.dan tereeeettt.,.selamat anda kena kaligato..,jelegeeeeeerrr.,seperti tersambar petir saya mendengarnya.,.tidaaaaaakkkkk.,,,.( hehehe nggak segitunya ding) heheh
Well.,apa itu kaligato??? Dalam bahasa kedokteranya lebih dikenal dengan urtikaria yaitu sebuah penyakit yang muncul tiba2 dan menghilang perlahan dan ditandai dengan bengkak pada kulit yang diikuti dengan gatal, merah dan tepi berbatas tegas. Penyakit ini dikarnakan oleh pelepasan histamine sehingga menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan perembesan dari pembuluh darah. Dan urtikaria sendiri dibag dua yaitu urtikaria akut yang muncul mendadak dan menghilang perlahan kemudian urtikari kronik yang ditandai kemunculan berulang2.
Dari epidemiologi urtikaria lebih sering muncul pada wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan laki2 dapat lebih sering terkena juga. Dan Etiologi Ada beberapa sumber yang bisa menimbulkan urtikaria kronik, yaitu :
1. Faktor non imunologik :
a. Bahan kimia
Berbagai bahan kimia dapat menyebabkan pelepasan histamine dari mastosit atau basofil. Bahan-bahan kimia utama yang dapat menyebabkan pelepasan histamine oleh mastosit ialah amina dan derivate amidine serta berbagai macam obat, sepertimorfin, kodein tubokurarin, polimiksin, tiamin, kinin dan papaverin.2
b. Paparan fisik
Paparan fisik dapat secara langsung menyebabkan pelepasan histamine dari matosit, misalnya pada dermatografism.2
c. Zat kolinergik
Zat yang bersifat kolinergik dapat menyebabkan pelepasan histamine. Pada urtikaria kolinergik, asetilkolin dilepaskan melalui ujung saraf kolinergik kulit dan menyebabkan pelepasan histamine dengan mekanisme yangbelum diketahui.2
d. Infeksi dan penyakit infeksi
Penyakit infeksi dan penyakit sistemik yang lain dapat menyebabkan urtikaria, misalnya pada hepatitis B.2
2. Faktor imunologik
Pada umumnya proses imunologik lebih sering merupakan factor penyebab terjadinya urtikaria akut daripada urtikaria kronik. Mekanisme hipersensitivitas yang mendasari terjadinya urtikaria pada umumnya adalah reaksi hipersensitivitas tipe I dengan perantaraan IgE.2
Penelitian menunjukkan bahwa insidensi urtikaria kronik tidak bertambah pada orang atopi, dan pada urtikaria kronik seringkali pengukuran kadar IgE di dalam serum tidak menunjukkan kenaikan apabila dibandingkan orang tanpa urtikaria kronik.2
3. Faktor modulasi
Beberapa factor lain yang juga dapat menyebabkan urtikaria ialah alcohol, panas, demam, latihan fisik, stress emosional, hormonal. Penyakit autoimunitas dapat pula merangsang timbulnya gambaran urtikaria.2
Patogenesis
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan local. Sehingga secara klinis tampak edema local disertai eritem. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator misalnya histamine, kinin, serotonin, slow reacting substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil.6
Diagnosis
Diagnosis urtikaria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis harus dilakukan dengan lengkap dan teliti serta lebih menekankan pada faktor-faktor etiologi yang dapat menimbulkan urtikaria.2
Diagnosis Banding
Beberapa penyakit mempunyai lesi yang mirip dengan urtikaria sehingga perlu dibuat diagnosis banding. Edema pada kulit yang mirip urtikaria dapat terjadi pada pemfigoid bulosa, herpes gestasiones, penyakit bula kronik pada anak.
Beberapa penyakit lain yang didiagnosis banding dengan urtikaria kronik adalah : dermatitis atopik, pemfigoid bulosa, dermatitis kontak alergi, mastocytosis, gigitan kutu busuk, eritema multiforme, gigitan serangga, scabies, dan urtikaria vasculitis.5
Penatalaksanaan
1. Identifikasi dan pengobatan adalah menghindari factor resiko, ini yang paling penting dan hanya ini yang efektif untuk terapi jangka panjang. Menghindari aspirin atau zat-zat aditif pada makanan, diharapkan dapat memperbaiki kondisi sekitar 50% pasien dengan urtikaria kronik idiopatik.9
2. Pengobatan local
a. kompres air es atau mandi air hangat dengan mencampurkan koloid Aveeno oatmeal yang bisa mengurangi gatal.
b. Lotion anti pruritus atau emulsi dengan 0,25% menthol bisa membantu dengan atau tanpa 1% fenol dalam lotion Calamine9
3. Pengobatan sistemik
a. Anti histamine dengan antagonis H1 adalah terapi pilihan
b. Doxepin, yaitu anti depresan trisiklik dengan efek antagonis H1 dan H2
c. Kombinasi antihistamin H1 dan H2, misalnya simetidin
d. Cyproheptadin, mungkin lebih efektif daripada antihistamin
e. Korticosteroid, biasanya digunakan untuk mengontrol vascukitis urtikaria.
f. Profilaksis dengan steroid anabolic, misalnya : danazol, stanozolol
g. Hormon tyroid juga dilaporkan dapat meringankan urtikaria kronis dan angioderma
h. Terapi antibiotic juga dilaporkan bisa pada pasien yang terinfeksi Helicobacter pylory dengan urtikaria kronis2,9,12,13
Komplikasi
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebat bisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup.5
Prognosis
Penyakit ini bisa remisi spontan pada 33,2% pasien. Setelah 1 tahun, 50% pasien menjadi bebas gejala. Tetapi penyakit ini dilaporkan bisa mencapai sampai 20 tahun pada 20%
Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membuktikan penyebab urtikaria
• Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada alat dalam
• Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
• Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
• Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.

2 komentar:

Doktor Luka Dr Nathan Maniam mengatakan...

cak pengalaman dewek...
:p

yangyonk mengatakan...

sembuhkan pake jelly gamat ama xamthone ajja bang hubungi saya di 085 223 607 838

Posting Komentar

 
Copyright © duniaku
Convert By NewBloggerTemplates Wordpress by WpThemesCreator